Jakarta – Keputusan untuk tidak mempensiunkan dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) hingga 2034 menimbulkan tantangan baru dalam upaya mengurangi emisi karbon. Salah satu solusi yang dianggap efektif adalah penerapan teknologi Ultra Super Critical (USC) dan Selective Catalytic Reduction (SCR), seperti yang sudah diterapkan di PLTU Jawa 9&10 di Cilegon, Banten.
Teknologi ini dikenal mampu meningkatkan efisiensi pembakaran sehingga konsumsi batu bara lebih hemat dan emisi gas rumah kaca dapat ditekan. USC bekerja dengan meningkatkan suhu dan tekanan uap dalam sistem pembangkit listrik sehingga menghasilkan output listrik yang lebih tinggi dengan bahan bakar yang lebih sedikit. Sementara itu, SCR mampu menyaring gas buang dari kandungan nitrogen oksida (NOx) yang menjadi penyebab utama polusi udara.
Menurut Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi, teknologi ini layak dijadikan acuan bagi PLTU lain guna mengurangi emisi karbon secara signifikan. “Penerapan teknologi modern sangat penting untuk menekan polusi selama transisi menuju energi terbarukan. Jika tidak, ketergantungan kita terhadap batu bara akan semakin merugikan lingkungan,” ujarnya.
Baca juga: PLTU dengan Teknologi CCS: Solusi Efektif Kurangi Emisi Karbon
Selain itu, Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno menekankan pentingnya co-firing dengan biomassa atau gas sebagai langkah transisi. Langkah ini juga mendukung target Net Zero Emission (NZE) 2060 yang dicanangkan pemerintah. Dengan adanya kebijakan transisi energi yang tepat, diharapkan PLTU yang masih beroperasi dapat lebih ramah lingkungan dan efisien.
Penerapan teknologi ini tentu membutuhkan investasi yang tidak kecil. Namun, manfaat jangka panjang dari efisiensi bahan bakar dan pengurangan emisi sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. Selain itu, teknologi ini dapat membantu mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mendorong penggunaan sumber energi yang lebih bersih.
Dengan inovasi ini, PLTU bisa tetap beroperasi tanpa mengorbankan upaya perlindungan lingkungan. Jika lebih banyak PLTU yang menerapkan teknologi USC dan SCR, Indonesia dapat menekan tingkat emisi karbon secara signifikan dan berkontribusi pada pengurangan dampak perubahan iklim global.