Konflik yang terus berlanjut di Timur Tengah antara kelompok Hamas dan Israel semakin memanas telah menimbulkan kemarahan di kalangan masyarakat dunia. Dampaknya adalah meningkatnya popularitas gerakan Boikot produk Israel di beberapa negara. Gerakan BDS bertujuan untuk mendorong para pelaku perdagangan di seluruh dunia agar menghentikan penjualan produk-produk asal Israel.
Gerakan ini juga bertujuan untuk memberikan tekanan ekonomi kepada Israel guna memastikan hak-hak yang setara bagi Palestina.
Biasanya, gerakan BDS mencakup perusahaan yang terlibat dalam pemukiman ilegal, eksploitasi sumber daya alam di tanah Palestina, dan menggunakan warga Palestina sebagai tenaga kerja murah.
Produk Teknologi Israel
Berikut ini beberapa produk teknologi milik Israel yang menjadi target boikot produk israel melalui gerakan BDS:
HP
Menurut BDS Movement, perusahaan-perusahaan merek HP menyediakan dan mengoperasikan teknologi yang digunakan oleh Israel untuk menjaga sistem apartheid, pendudukan, dan kolonialisme pemukiman di atas rakyat Palestina.
Siemens
diklaim terlibat dalam usaha ilegal Israel untuk pembangunan EuroAsia Interconnector di pemukiman. Rencananya, EuroAsia Interconnector ini akan menghubungkan jaringan listrik Israel dengan Eropa, dengan mengorbankan tanah Palestina untuk keuntungan perdagangan listrik antara Israel dan Uni Eropa yang dihasilkan dari gas fosil.
Startup Israel
Selain itu, beberapa startup teknologi dari Israel juga mendapatkan perhatian di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Berikut adalah lima di antaranya:
Waze
Waze Adalah layanan peta digital yang banyak digunakan oleh pengguna global. Aplikasi ini mengumpulkan data real-time dari pengguna untuk memberikan rute terbaik, menghindari kecelakaan dan kemacetan. Waze didirikan pada tahun 2008 dan dibeli oleh Google sekitar tahun 2013 dengan harga US$1,1 miliar.
Tailor Brands
Tailor Brands adalah startup teknologi pemasaran yang memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) dan menyediakan layanan pembuatan logo dan pembuatan situs web yang dipersonalisasi. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2014 dan telah mengamankan pendanaan sekitar US$70,6 juta dari investor seperti GoDaddy dan Pitango VC.
Helios
Helios Adalah startup yang fokus pada pemecahan masalah, pemahaman, dan pengujian layanan dan aplikasi. Didirikan oleh Eli Cohen dan Ran Nozik, startup ini telah menerima pendanaan sebesar US$5 juta dari beberapa investor, termasuk Entree Capital dan Amiti Ventures.
Firebolt
Firebolt adalah startup yang berfokus pada pengembangan teknologi cloud data untuk analisis yang cepat dan efisien. Didirikan pada tahun 2019, perusahaan ini telah mendapatkan pendanaan sebesar US$26 juta, dengan Alkeon Capital sebagai salah satu investor utamanya.
Jolt
Jolt adalah startup ed-tech yang didirikan pada tahun 2015. Mereka telah mengumpulkan dana sebesar US$23,3 juta, dengan dukungan dari investor seperti Balderton Capital, Octopus Ventures, UpWest, dan Hillsven Capital. Lulusan dari program Jolt telah bekerja di perusahaan-perusahaan terkemuka seperti Uber, Netflix, Shopify, Facebook, dan Youtube.
Itu tadi adalah 7 Produk dan Startup Israel yang menjadi target boikot yang bertujuan untuk mendorong para pelaku perdagangan di seluruh dunia agar menghentikan penjualan produk-produk asal Israel. Selain itu, gerakan ini juga bertujuan untuk memberikan tekanan ekonomi kepada Israel guna memastikan hak-hak yang setara bagi Palestina.